Selasa, 27 November 2012
Rabu, 24 Oktober 2012
INDIKATOR INDONESIA SEHAT
Sebagaimana telah diuraikan pada definisi indikator bahwa dalam menetapkan sebuah indikator harus mempertimbangkan syarat yang telah disederhanakan menjadi SMART. Namun dalam penetapan indikator Indonesia Sehat, selain persyaratan yang telah dibahas sebelumnya tersebut harus juga mempertimbangkan kesepakatan-kesepakatan atau peraturan-peraturan yang telah dibuat. Kesepatakan tersebut baik mencakup kesepakatan nasional misalnya menyangkut kesehatan anak, penyalahgunaan napza dan lain-lain maupun kesepakatan global misalnya pemberantasan Polio dan HIV/AIDS. Hal-hal inilah yang bisa dimasukan ke dalam pertimbangan penetapan indikator Indonesia Sehat.
Sesuai dengan klasifikasi indikator yang telah diuraikan pada
definisi indikator maka indikator Indonesia Sehat juga akan dikelompokan
menjadi:
Minggu, 21 Oktober 2012
TAHAP PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Rencana harus diiplementasikan setiap saat selama
proses iplementasi dan pengawasan rencana-rencana mungkin memerlukan modifikasi
agar tetap berguna. Salah satu aspek penting perencanaan pembangunan adalah
pembuatan keputusan, proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan
untuk memecahkan masalah tertentu. Keputusan harus dibuat pada berbagai tahapan
antara lain sebagai berikut:
1.
Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
Perencanaan dimulai dengan
keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok
kerja. Tanpa tujuan yang jelas organisasi akan menggunakan sumber daya secara
tidak efektif.
2.
Merumuskan keadaan saat ini
Pemahaman akan posisi perusahaan
sekarang dari tujuan yang hendak dicapai atau sumber daya yang tersedia
untuk mencapai tujuan adalah sangat penting karena tujuan dan perencanaan
menyangkut waktu yang akan dating
3.
Mengidentisifikasi kemudahan dan hambatan
Segala kekuatan dan kelemahan
serta kemudahan dan hambatan perlu diidentisifikasi untuk mengukur kemampuannya
dalam mencapai tujuan.
4.
Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan
Tahapan terakhir dalam proses perencanaan
meliputi pengembangan berbagai altrernatif kegiatan untuk mencapai tujuan
alternatif tersebut dan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.
ASAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Pada dasarnya perencanaan adalah suatu persiapan
atau langkah dan kegiatan yang disusun atas pikiran yang logis untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Adapun asas-asas perencanaan pembanguanan tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Asas Hubungan.
Perencanaan harus mampu menghubungkan secara jelas
antara cara dan langkah-langkah terhadap tujuan yang juga dirumuskan secara
jelas.
2.
Asas Sederhana.
Perencanaan harus sederhana tidak mengukur tetapi
harus dapat disesuaikan dengan kemungkinanan atas realitas baik tekhnologi, SDA
maupun SDM.
3.
Asas Analitis
Perencanaan harus melakukan analisisi dan
klasifikasi tentang cara dan alat-alat serta target yang tepat untuk mencapai
tujuan.
4.
Asas Fleksibel.
Perencanaan yang disusun atas anlitis dan
klasifikasi juga mempersiapkan pilihan-pilihan alternatif yang disusun dalam
urusan klasifikasi yang diproritaskan sehingga setiap ada kelalaian di lapangan
maka perencanaan harus disesuaikan dengan memilih alternatif yang selalu
dipertimbangkan secara analisis.
5.
Asas Keseimbangan.
Perencanaan harus terdapat keseimbangan antara
bagian-bagian pokok dari tujuan, keseimbangan antara tujuan dan cara
perencanaan keseimbangan antara kemampuan dan pikiran
6.
Asas Pemenfaatan.
Perencanaan sebagai analisis dan klasifikasi cara
dan sasaran untuk dalam rangka mencapai daya guna dan hasil guna yang maksimal
harus terlebih dahulu mengupayakan pemanfaatan sumber daya yang ada sebelum
menggunkaan sumber daya yang baru.
PENDEKATAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Ada 2
(dua) bentuk pendekatan perencanaan pembangunan yang ada di bangsa ini. Hal ini juga perlu
diperhatikan agar dalam melakukan sebuah pembangunan, tim perencana sudah
memikirkan sistem apa yang akan diterapkan dalam sebuah pembangunan. Kedua
bentuk pendekatan tersebut meliputi:
1.
Pembangunan
Sosial Budaya
Ketika kita berbicara tentang
pembangunan sosial budaya maka tidak terlepas dari pembangunan ekonomi. Oleh
karena itu, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan sosial budaya ini
cenderung lebih mengarah pada aliran pendekatan ekonomi. Hal-hal yang diperhatikan
dalam dalam pendekatan ekonomi ini antara lain:
a.
Aliran
klasik (Adam Smith)
b.
Aliran
edition
c.
Aliran
neo klasik
2.
Pembangunan
Politik
Pembangunan politik memerlukan
usaha sistematis dan terpadu dalam pembangunan di bidang politik atau pembinaan
kewarganegaraan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan politik
adalah:
a.
Adanya
doktrin yang mendasari norma dan strategi elit penguasa
b.
Adanya
seperangkat peralatan yang menjamin komunikasi dua arah dan yang mampu
menerjemahkan komitmen politik ke dalam program operasional
c.
Adanya
elit penguasa yang mendorong adanya pembangunan
ASPEK YANG MEMPENGARUHI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Adapun aspek yang harus diperhatikan dalam sebuah
perencanaan pembangunan umum harus mencakup semua aspek kehidupan. Hal ini
diperlukan guna mencapai cita-cita bangsa Indonesia yang makmur baik jangka
panjang maupun jangka pendek. Aspek-aspek tersebut antara lain:
- Aspek lingkungan
- Aspek potensi dan masalah
- Aspek institusi perencanaan
- Aspek ruang dan waktu
- Aspek legalisasi kebijakan
LATAR BELAKANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Seperti
yang telah dipaparkan sebelumnya di atas bahwa dalam sebuah perencanaan pembangunan harus memperhatikan beberapa faktor dan latar belakang. Adapun
perlunya perencanaan pembangunan dikarenakan adanya 3 (tiga) faktor berikut,
yakni:
- Penggunaan sumber-sumber pembangunan secara efektif dan efesien
- Pengembangan demi kepentingan keadilan sosial
- Keperluan mendobrak perubahan struktural ekonomi dan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik
Jumat, 19 Oktober 2012
DEFINISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Pada haketnya perencanaan merupakan suatu
rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan
terjadi seperti peristiwa, keadaan, suasana dan sebagainya. Perencanaan
bukanlah masalah kira-kira, manipulasi atau teoritis tanpa fakta atau data yang
kongkrit melainkan persiapan perencanaan harus dinilai. Perencanaan sangat
menentukan keberhasilan dari suatu program.
KEBAKARAN - definisi
Kebakaran merupakan bencana yang paling
sering dihadapi. Kebakaran itu sendiri bisa digolongkan sebagai bencana alam
atau bencana yang disebabkan oleh manusia. Bahaya kebakaran dapat terjadi
setiap saat, karena banyak peluang yang dapat memicu terjadinya kebakaran.
Sebagaimana diketahui bahwa di dunia industri banyak sekali ditemukan kondisi
dan situasi yang memungkinkan terjadinya kebakaran. Karena hampir semua
industri yang berbasis pengolahan memiliki semua unsur dari segi tiga api di
lingkungan kerjanya. Begitu banyaknya peluang akan terjadinya kebakaran
sehingga dibutuhkan suatu program pendidikan dan pelatihan yang tepat untuk
memberi pengetahuan yang cukup bagi pekerja yang bekerja di lingkungan yang
berbahaya tersebut.
Rencana pemeliharaan yang cermat dan
teratur terhadap peralatan operasional yang memiliki potensi bahan bakar, dan
sumber penyalaan sangat diperlukan sehingga kerusakan peralatan tersebut dapat
diketahui secara dini dan perbaikannya pun bisa dilakukan secara terencana.
Pemeriksaan rutin peralatan pemadam kebakaran juga hal yang sangt penting
dilakukan.
Pencegahan kebakaran adalah usaha
menyadari/mewaspadai akan faktor-faktor yang menjadi sebab munculnya atau
terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah kemungkinan
tersebut menjadi kenyataan. Sedangkan penanggulangan kebakaran adalah usaha
yang dilakukan untuk memadamkan api serta mencegah meluasnya kebakaran.
Definisi Kebakaran
Kebakaran adalah suatu nyala api, baik
kecil atau besar pada tempat, situasi dan waktu yang tidak kita kehendaki,
merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Jadi api yang menyala di
tempat-tempat yang dikehendaki seperti kompor, di perindustrian dan tempat atau
peralatan lain tidak termasuk dalam kategori kebakaran.
Adapun definisi kebakaran menurut
Departemen Tenaga Kerja adalah “Suatu reaksi oksidasi eksotermis (terjadi
karena pemanasan) yang berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar yang
disertai dengan timbulnya api atau penyalaan”.
Sedangkan definisi kebakaran menurut
Asuransi secara umum adalah “Sesuatu yang benar-benar terbakar yang seharusnya
tidak terbakar yang dibuktikan dengan adanya nyala api secara nyata, terjadi
secara tidak sengaja, tiba-tiba serta menimbulkan kecelakaan atau kerugian”.
Senin, 01 Oktober 2012
DEFINISI INDIKATOR
Indikator adalah ukuran yang bersifat kuantitatif dan umumnya
terdiri atas pembilang (numerator) dan penyebut (denominator). Dalam hal ini,
pembilang adalah jumlah kejadian yang sedang diukur sedangkan penyebut adalah
besarnya populasi yang beresiko menjadi sasaran kejadian tersebut. Indikator
yang mencakup pembilang dan penyebut ini sangat tepat untuk memantau perubahan
dari waktu ke waktu serta dalam membandingkan suatu wilayah dengan wilayah
lain. Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator.
Beberapa definisi diantaranya yang dianggap lebih mudah dipahami adalah
menurut:
|
Indikator yang baik harus memiliki syarat indikator antara lain sebagain berikut SMART atau Simple, Measurable,
Attributable, Reliable, dan Timely. Selain itu, perlu juga adanya klasifikasi
indikator sesuai dengan cara kerja indikator yang diinginkan.
Selasa, 18 September 2012
KESADARAN DIRI MENURUT TRADISI INDONESIA
Di Indonesia dikenal beberapa
tingkatan kesadaran manusia. Diurutkan dari bawah yakni;
- Jasad,
- Akal-budi,
- Nafsu,
- Roh,
- Rasa (indera ke-enam),
- Cahya, dan
- Atma.
Dilihat dari tingkat
kesadaran ini manusia dibedakan ke dalam dua kelompok: yakni orang awam
dan orang pilihan.
Orang Awam (kesadaran lahiriah)
Untuk menunjuk
tingkat kesadaran seseorang yang mencapai taraf kesadaran jasad, akal-budi dan
nafsu. Dalam tataran ini seseorang masih dapat memahami nilai sopan santun,
kearifan dan kawicaksanan. Namun seseorang belum sampai pada menyaksikan
langsung melainkan pengetahuannya
hanya berdasarkan ajaran yang tertulis atau referensi
dan dari mulut ke mulut serta yang tak tertulis namun masih dapat disaksikan
melalui panca indera jasad, misalnya berbagai macam fenomena atau gejala alam.
Kesadaran yang melibatkan unsur cipta, rasa, karsa. Namun ketiganya bukanlah
pengalaman batin sendiri.
Orang Pilihan (kesadaran batiniah)
Orang Pilihan (kesadaran batiniah)
Untuk memilah
seseorang yang telah mencapai kesadaran batin yang meliputi kesadaran jiwa atau
kesadaran roh, kesadaran rasa sejati, kesadaran cahya dan kesadaran atma.
Tataran kesadaran ini lazim disebut orang yang berbudi-pekerti luhur, lazim
pula disebut orang yang memiliki tingkat spiritual tinggi. Semakin tinggi
spiritualitas seseorang berarti tingkat kesadarannya semakin tinggi pula.
Disebut juga sebagai orang yang telah mencapai kesadaran spiritual yang tinggi.
Dalam agama Budda
kurang lebih sepadan dengan orang yang menggapai hakikat Nirvana sedangkan
dalam terminologi Latin sebagai Imago Dei, sementara istilah mistis Arab
disebut sajjaratul makrifat yakni orang-orang yang wahdatul wujud. Kesadaran
seseorang pada tataran ini dalam memahami hakekat setan, surga dan neraka tidak
sama pada umumnya dengan orang biasa. Bagi orang pilihan ia akan berani mati di dalam hidup.
Artinya nafsu keduniawian atau nafsu jasadiah dimatikan sedangkan yang hidup
adalah rasa sejati.
Berkaitan dengan tingkat kesadaran ini maka kita bisa memilah manusia menjadi tiga Tipe Orang Pilihan yakni:
Tipe Kosmologis
Orang pilihan tipe kosmos mencapai high consciuousness dengan cara membebaskan diri dari belenggu alam empiris materiil. Tindakan pembebasan dari belenggu alam empiris materiil menuju pada eksistensi transenden. Dalam keadaan ini kesadaran seseorang meningkat dari kesadaran diri materiil, menjadi kesatuan mutlak sebagai bentuk kesadaran rahsa sejati yakni pemahaman akan kebenaran sejati pada kehidupan ini. Batin kita akan menjadi batin patipurna; batin yang bebas dari polusi, halusinasi dan imajinasi jasad (akal-budi) semata.
Tipe Etis
Orang pilihan tipe etis telah mampu mengharmonisasikan antara batin dengan perbuatannya.
Tipe Teologis
Tipe ini banyak kemiripan dengan tipe kosmologis hanya saja terdapat perbedaan mendasar dengan adanya istilah-istilah yang berasal dari kitab suci atau ajaran nabi. Pada tipe kosmologis terbuka untuk diperdebatkan secara rasional sebagaimana tradisi adat istiadat. Sedangkan tipe teologis sangat tertutup bagai monumen sejarah. Sikap kritis sering dianggap menentang, melecehkan dan sesat. Terkesan tipe teologis hanya membutuhkan keyakinan saja. Dari rasa yakin lalu menjadi percaya. Penilaian terhadap kesadaran intuitif manusia, kadang diasumsikan sangat berbahaya mudah tergelincir oleh bisikan setan. Resikonya agama akan mengalami stagnansi bagai monumen sejarah yang untouchable makin lama kian lapuk dan ditinggalkan manusia ultramodern. Tradisi ilmiah beberapa filsuf, sejarawan, antropologi, sosiologi, arkeologi, memandang agama sebagai tipe kesadaran kosmologis manusia masa lampau, yang telah dilembagakan sebagai sistem religi masyarakat tertentu. Dan sistem religi ini dalam perspektif psikologi sosial merupakan bentuk kesadaran relative obyektif sesuai dengan sistem sosial budaya masyarakat di mana suatu agama dahulu dilembagakan.
Tipe ini banyak kemiripan dengan tipe kosmologis hanya saja terdapat perbedaan mendasar dengan adanya istilah-istilah yang berasal dari kitab suci atau ajaran nabi. Pada tipe kosmologis terbuka untuk diperdebatkan secara rasional sebagaimana tradisi adat istiadat. Sedangkan tipe teologis sangat tertutup bagai monumen sejarah. Sikap kritis sering dianggap menentang, melecehkan dan sesat. Terkesan tipe teologis hanya membutuhkan keyakinan saja. Dari rasa yakin lalu menjadi percaya. Penilaian terhadap kesadaran intuitif manusia, kadang diasumsikan sangat berbahaya mudah tergelincir oleh bisikan setan. Resikonya agama akan mengalami stagnansi bagai monumen sejarah yang untouchable makin lama kian lapuk dan ditinggalkan manusia ultramodern. Tradisi ilmiah beberapa filsuf, sejarawan, antropologi, sosiologi, arkeologi, memandang agama sebagai tipe kesadaran kosmologis manusia masa lampau, yang telah dilembagakan sebagai sistem religi masyarakat tertentu. Dan sistem religi ini dalam perspektif psikologi sosial merupakan bentuk kesadaran relative obyektif sesuai dengan sistem sosial budaya masyarakat di mana suatu agama dahulu dilembagakan.
Langganan:
Postingan (Atom)